Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:

  1. Hormon plasenta.
  2. Hormon pituitary.
  3. Hipotalamik pituitary ovarium.
  4. Hormon oksitosin.
  5. Hormon estrogen dan progesteron.

Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.

Hormon Pituitary

Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

Hipotalamik Pituitary Ovarium

Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.

Hormon Estrogen dan progesteron

Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 82-84).
Kuliahbidan. 2008. Perubahan dalam Masa Nifas. kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
scribd.com/doc/17226035/Post-Partum-Oke diunduh 8 Feb 2010, 11:46 PM.
scribd.com/doc/24817163/Postpartum-Normal diunduh 12 Feb 2010, 04:46 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 60).

Share this post

Comments (8)

  • bidanku Reply

    Trim’s ya buat sharingnya :)

    March 9, 2010 at 4:57 am
    • lusa Reply

      @bidanku :
      Sama-sama.. senang membantu.. smoga bermanfaat..
      Trims juga telah berkunjung.. :)

      March 10, 2010 at 1:31 am
  • nooramiera abdul rahim Reply

    pening la bab hormon-hormon ni…..huh….

    March 23, 2010 at 10:15 am
    • lusa Reply

      @nooramiera abdul rahim
      semangath.. pasti bisa.. :-bd

      March 25, 2010 at 12:19 pm
  • arum Reply

    yan tentang contoh askebnya gimana???????

    December 29, 2011 at 4:37 pm
    • lusa Reply

      ok,s ditunggu… sudah siap dengan berbagai kasus..

      January 5, 2012 at 1:45 am
  • putri mastaram Reply

    makasih ya…………………………………… :)

    November 28, 2012 at 7:11 pm
  • hervi dayani Reply

    kak tolong jelaskan cara2 pemotongan tali pusat yang benar

    January 14, 2016 at 11:01 am

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *