Cara Minum Pil Kombinasi

Pil kombinasi terbagi dalam berbagai merk, dan biasanya di dalammya terdapat brosur tentang cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan pil kombinasi, baca dengan seksama dan pahami bagaimana minum pil dalam keadaan khusus.

Catatan

Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti anak panah (sesuai hari) yang menunjuk deretan pil berikutnya.

Petunjuk Umum

Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:

  1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
  2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
  3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
  4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada kemasan.
  5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
  6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.
  7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
  8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
  9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
  10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

Aturan Pil Lupa

Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain).

Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui

Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui

Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.

Referensi

Budi, S. 2008. Pil Kontrasepsi. kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/ diunduh 06 Mei 2010, 12: 05 AM
contraception.about.com/od/prescriptionoptions/p/Combination.htm diunduh 23 April 2010, 01: 28 PM
mayoclinic.com/health/best-birth-control-pill/MY00996/rss=1 diunduh 23 April 2010, 11: 02 PM
medic8.com/healthguide/articles/ocp.html diunduh 21 April 2010, 01: 48 PM
patient.co.uk/health/Combined-Oral-Contraceptive-Pill.htm diunduh 21 April 2010, 01: 47 PM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 28 – MK 33).

Cara Minum Pil Progestin (Minipill or Progestin Only Contraceptive)

Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil

Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:

  1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
  2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.
  3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).

Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila:

  1. Diduga tidak terjadi kehamilan.
  2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).
  3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).

Selain itu, mini pil dapat digunakan saat:

  1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
  2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.

Cara Minum Pil Progestin atau Mini Pil

Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:

  1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
  2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
  3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
  4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
  5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
  6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
  7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
  8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).
  9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.
  10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.

Aturan Pil Lupa

Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:

  1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.
  2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.

Hal yang Perlu Disampaikan Pada Pasien

Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:

  1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
  2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.
  3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.
  4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi kehamilan.
  5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
  6. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler.
  7. Segere ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.

Referensi

contracept.org/mini-pill.php diunduh 08 Mei 2010, 08:31 PM
kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/ diunduh 06 Mei 2010, 12:05 AM
mckinley.illinois.edu/handouts/mini_pill.html diunduh 07 Mei 2010, 11:09 PM
pacific.unfpa.org/images/MiniPillA1final.pdf diunduh 08 Mei 2010, 08:30 PM
prov.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=84 diunduh 08 Mei 2010, 08:32 PM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 48-MK 53).

Kontrasepsi Pil Progestin (Minipill or Progestin Only Contraceptive)

Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

Jenis Mini Pil

Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu:

  1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil.
  2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.

Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.

Gambar. Mini pil kemasan 28 pil

Gambar. Mini pil kemasan 35 pil

Contoh mini pil antara lain:

  1. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.
  2. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
  3. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
  4. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
  5. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.

Cara Kerja

Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:

  1. Menghambat ovulasi.
  2. Mencegah implantasi.
  3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
  4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.

Efektifitas

Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:

  1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
  2. Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
  3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.

Manfaat

Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.

Manfaat Kontrasepsi

Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:

  1. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
  2. Tidak mempengaruhi ASI.
  3. Nyaman dan mudah digunakan.
  4. Hubungan seksual tidak terganggu.
  5. Kesuburan cepat kembali.
  6. Efek samping sedikit.
  7. Dapat dihentikan setiap saat.
  8. Tidak mengandung estrogen.

Manfaat Non Kontrasepsi

Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:

  1. Mengurangi jumlah darah haid.
  2. Mengurangi kejadian anemia.
  3. Menurunkan pembekuan darah.
  4. Mengurangi nyeri haid.
  5. Mencegah kanker endometrium.
  6. Melindungi dari penyakit radang panggul.
  7. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan.
  8. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
  9. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.

Kerugian

Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:

  1. Memerlukan biaya.
  2. Harus selalu tersedia.
  3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
  4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
  5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
  6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
  7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
  8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.

Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:

  1. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
  2. Peningkatan/penurunan berat badan.
  3. Payudara tegang.
  4. Mual.
  5. Pusing.
  6. Perubahan mood.
  7. Dermatitis atau jerawat.
  8. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang.

Indikasi

Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:

  1. Wanita usia reproduksi.
  2. Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
  3. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
  4. Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
  5. Pasca keguguran.
  6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
  7. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
  8. Perokok segala usia.

Kontra Indikasi

Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain:

  1. Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
  2. Wanita yang diduga hamil atau hamil.
  3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
  4. Riwayat kehamilan ektopik.
  5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
  6. Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
  7. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
  8. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
  9. Wanita dengan miom uterus.
  10. Riwayat stroke.

Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil.

Efek Samping Penanganan
Amenorea Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).

Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhan janin.

Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal).

Perdarahan tidak teratur/spotting Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus.

Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.

Referensi

contracept.org/mini-pill.php diunduh 08 Mei 2010, 08:31 PM
kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/ diunduh 06 Mei 2010, 12:05 AM
mckinley.illinois.edu/handouts/mini_pill.html diunduh 07 Mei 2010, 11:09 PM
pacific.unfpa.org/images/MiniPillA1final.pdf diunduh 08 Mei 2010, 08:30 PM
prov.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=84 diunduh 08 Mei 2010, 08:32 PM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 48-MK 53).

Pil Kombinasi (Combination Oral Contraceptive Pill)

Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill adalah pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.

Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:

  1. Conventional Pack.
  2. Continuous Dosing Or Extended Cycle.

Conventional Pack

Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.

Continuous Dosing or Extended Cycle

Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat mencegah haid.

Jenis

Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:

  1. Monofasik.
  2. Bifasik.
  3. Trifasik.

Monofasik

Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Bifasik

Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Trifasik

Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Cara Kerja

Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill mempunyai cara kerja sebagai berikut:

  1. Mencegah implantasi.
  2. Menghambat ovulasi.
  3. Mengentalkan lendir serviks.
  4. Memperlambat transportasi ovum.
  5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

Efektifitas

Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

Manfaat

Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:

  1. Resiko terhadap kesehatan kecil.
  2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.
  3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
  4. Siklus haid teratur.
  5. Dapat mengurangi kejadian anemia.
  6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).
  7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
  8. Mudah dihentikan setiap waktu.
  9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
  10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
  11. Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorea dan jerawat.

Keterbatasan

Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:

  1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.
  2. Pengguna harus minum pil setiap hari.
  3. Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
  4. Mahal.
  5. Repot.

Efek Samping

Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:

  1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker leher rahim.
  2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
  3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan penurunan libido.
  4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
  5. Kembung.
  6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
  7. Pusing.
  8. Amenorea.
  9. Nyeri payudara.
  10. Kenaikan berat badan.

Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi

Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi diperbolehkan, seperti:

  1. Wanita dalam usia reproduksi.
  2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.
  3. Wanita yang gemuk atau kurus.
  4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
  5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
  6. Wanita pasca keguguran/abortus.
  7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
  8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
  9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak.
  10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
  11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor jinak ovarium.
  12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
  13. Wanita dengan varises vena.

Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi

Kriteria yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi terbagi dalam:

  1. Kontra indikasi absolut.
  2. Kontra indikasi relatif.

Kontra Indikasi Absolut

Yang termasuk dalam kontra indikasi absolut antara lain: tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genetalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.

Kontra Indikasi Relatif

Yang termasuk dalam kontra indikasi relatif antara lain: sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.

Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:

  1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.
  2. Wanita yang dicurigai hamil atau hamil.
  3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.

Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi

Pil kombinasi mulai digunakan pada:

  1. Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
  2. Sewaktu mendapat haid.
  3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui, setelah 6 bulan pemberian ASI).
  4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi.

Hal Khusus yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Pil Kombinasi

Di bawah ini merupakan hal atau keadaan yang memerlukan perhatian.

Keadaan Saran
Tekanan darah tinggi Sistolik lebih dari 160 mmHg, diastolik lebih dari 90 mmHg. Pil tidak boleh digunakan
Anemia bulan sabit Pil tidak boleh digunakan
Kencing manis Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan
Migrain Tanpa gejala neurologik lokal yang berhubungan dengan nyeri kepala Pil dapat diberikan
Konsumsi fenitoin, barbiturat, rifampisin Pil etinilestradiol dengan dosis 50 mikrogram
Tanda Masalah yang Mungkin Terjadi
Sakit kepala hebat Stroke, hipertensi, migrain
Kehilangan penglihatan atau kabur Stroke, hipertensi, atau masalah vaskular
Nyeri dada hebat, batuk, nafas pendek Serangan jantung atau bekuan darah dalam paru
Nyeri abdomen hebat Penyakit kandung empedu, bekuan darah, pankreatitis
Tidak terjadi perdarahan/spotting setelah selesai minum pil Kemungkinan hamil
Nyeri tungkai hebat (betis atau paha) Sumbatan pembuluh darah tungkai

Efek Samping dan Penanganan

Di bawah ini merupakan penanganan dari efek samping dari penggunaan pil kombinasi.

Efek Samping

Penanganan

Amenore (tidak ada perdarahan atau spotting
  • Lakukan tes kehamilan atau periksa dalam, bila tidak hamil dan cara minum sudah benar (tidak masalah).
  • Tidak haid kemungkinan kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium (tidak perlu pengobatan).
  • Berikan pil estrogen dosis 50 mikrogram atau dosis estrogen tetap, dosis progestin dikurangi.
  • Hentikan penggunaan pil dan yakinkan pasien tidak ada efek samping pada janin, bila kemungkinan hamil.
Perdarahan pervaginam atau spotting
  • Lakukan tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik.
  • Sarankan minum pil yang sama.
  • Berikan penjelasan bahwa perdarahan biasa terjadi pada penggunaan 3 bulan pertama dan akan berhenti.
  • Bila perdarahan/spotting masih terjadi, berikan pil estrogen dosis tinggi (50 mikrogram) sampai perdarahan teratasi, kemudian kembali ke dosis awal.
  • Bila perdarahan berlanjut, lanjutkan pil estrogen dosis tinggi (50 mikrogram) atau sarankan dengan metode kontrasepsi lain.

Referensi

Budi, S. 2008. Pil Kontrasepsi. kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/ diunduh 06 Mei 2010, 12: 05 AM
contraception.about.com/od/prescriptionoptions/p/Combination.htm diunduh 23 April 2010, 01: 28 PM
mayoclinic.com/health/best-birth-control-pill/MY00996/rss=1 diunduh 23 April 2010, 11: 02 PM
medic8.com/healthguide/articles/ocp.html diunduh 21 April 2010, 01: 48 PM
patient.co.uk/health/Combined-Oral-Contraceptive-Pill.htm diunduh 21 April 2010, 01: 47 PM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 28 – MK 33).

Pil Keluarga Berencana (Oral Contraceptives Pill)

Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron.

Pil KB atau oral contraceptives pill bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya.

Pil KB atau oral contraceptives pill akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.

Pil KB atau oral contraceptives pill secara umum tidak sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi penyakit menular seksual.

Jenis Pil KB atau oral contraceptives pill secara umum antara lain:

  1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill.
  2. Minipill.
  3. Pil sekuenseal.
  4. Once a month pill.
  5. Morning after pill.

Pil Kombinasi atau Combination Oral Contraceptive Pill

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali.

Minipill

Pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali.

Pil Sekunseal

Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.

Once A Moth Pill

Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

Morning After Pill

Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain:

  1. Mifepristone.
  2. Ormeloxifene.

Mifepristone

Mifepristone adalah alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.

Ormeloxifene

Ormeloxifene dikenal juga sebagai centchroman adalah alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.

Referensi

en.wikipedia.org/wiki/Oral_contraceptive_pill diunduh 21 April 2010, 01:43 PM
kidshealth.org/parent/growth/sexual_health/bcpills.html diunduh 23 April 2010, 09:31 PM
planababy.com/CONTRACEPTION%20ORL.HTM diunduh 21 April 2010, 01:37 PM
scribd.com/makalah-KONTRASEPSI/d/18753707 diunduh 26 Maret 2010, 12:43 AM

Metode Mukosa Serviks (Cervical Mucus Method Or Ovulasi Billings) (Bagian 5)

Fase Luteal

Fase luteal terjadi sejak hari ke-4 sesudah puncak (hari terakhir rasa licin pada vulva), leher rahim tertutup dengan gumpalan lendir kental yang mencegah sel sperma masuk ke rongga rahim. Korpus luteum dalam indung telur memproduksi estrogen dan progesteron. Bila tidak ada segala bentuk kontak alat kelamin sejak awal titik perubahan hingga awal harl ke-4 sesudah Puncak, maka sel telur tidak mungkin dibuahi dan akan hancur dalam saluran telur (lihat gambar 10).

Gambar 10. Pada hari ke-4 sesudah Puncak, sel telur sudah hancur. Sel-sel sperma tidak dapat memasuki leher rahim. Sekarang stiker-stiker kuning polos atau hijau polos atau simbol = untuk lendir atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam untuk kering dipakai untuk pencatatan. Sel telur tidak ada lagi; perempuan menjadi tidak subur pada masa itu.

Menstruasi menyatakan akhir siklus biasanya 11-16 hari sesudah ovulasi, dan sekaligus sebagai permulaan siklus yang berikutnya. Tidak ada lagi gumpalan lendir pada leher rahim sehingga darah menstruasi dapat mengalir ke luar rahim. Kedua indung telur kembali beristirahat (lihat gambar 11).

Gambar 11. Menstruasi biasanya terjadi 11-16 hari setelah ovulasi.

Ovulasi Tertunda

Ovulasi tertunda disebabkan adanya perpanjangan Fase Pra Ovulasi dan Pola Dasar Tidak Subur. Ovulasi tertunda dapat terjadi pada waktu stres, laktasi (menyusui), atau masa pre menopause. Pola dasar tidak subur merupakan unsur penting Metode Ovulasi Billings. Pengenalan mengenai pola tidak subur tidak berubahnya pada fase pra-ovulasi memberi kebebasan kepada suami-istri untuk melakukan hubungan seksual tanpa menjadi hamil dalam fase pra-ovulasi, panjang ataupun pendek.

Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah dan diamati dalam waktu paling sedikit dua minggu, contohnya:

  1. Tidak ada lendir (vulva kering).
  2. Munculnya lendir yang tetap sama pada vulva yang disertai kadar estrogen yang tetap rendah.
  3. Kombinasi dari butir 1) dan 2), bila munculnya lendir tetap tidak berubah dalam pengamatan selama 2 minggu dan diselingi dengan hari-hari kering.

Pola Dasar Tidak Subur berdasarkan pengeluaran cairan berasal dari vagina (contoh 2 dan 3). Bila naiknya kadar estrogen cukup tinggi untuk menimbulkan reaksi pada leher rahim, maka pola berubah dan menunjukkan kemungkinan kesuburan. Naik turunnya kadar estrogen bisa menimbulkan reaksi endometrium (selaput dinding rahim) dengan pendarahan breakthrough atau pendarahan withdrawal.

Peraturan Pra-Ovulasi, bila diterapkan pada Pola Dasar Tidak Subur menjamin keamanan Metode Ovulasi Billings dan memastikan perempuan mengenali kesuburannya kembali dalam kasus ovulasi tertunda yang dapat disebabkan oleh berbagai alasan.

Kegagalan Leher Rahim dan Pola Dasar Tidak Subur (PDTS)

Leher rahim harus memproduksi lendir yang bermutu supaya sperma dapat berfungsi secara tepat. Dalam beberapa situasi, misalnya menjelang menopause dan sesudah pemakaian kontrasepsi, leher rahim gagal untuk merespon terhadap rangsangan estrogen. Akibatnya juga menggagalkan fungsi cairan lendir untuk menerima sel-sel sperma. Pada saat ini, wanita tidak subur walaupun dia berovulasi. Wanita akan mengenal hal itu sebagai pola yang tidak berubah misalnya:

  1. Pola dasar tidak subur kering.
  2. PDTS berlendir tetap sama.
  3. Kombinasi dari keduanya yaitu kering dan munculnya yang tidak berubah.

Peraturan pra-ovulasi digunakan kembali sehingga kesuburan dapat diketahui.

Peraturan

Peraturan metode mukosa serviks atau ovulasi billings adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mencapai kehamilan.
  2. Untuk menunda atau menjarangkan kehamilan.

Mencapai Kehamilan

Untuk menginginkan kehamilan peraturan yang digunakan adalah peraturan pra ovulasi. Cara ini membantu untuk mengenali perubahan pola kesuburan lendir. Hubungan seksual dilakukan selama ada lendir licin (vulva terasa licin) dan satu atau dua hari sesudah Puncak.

Menunda atau Menjarangkan Kehamilan

Untuk menunda atau menjarangkan kehamilan maka digunakan peraturan Pra Ovulasi dan Peraturan Puncak.

Peraturan Pra Ovulasi

Ada tiga hal yang terdapat pada peraturan Pra Ovulasi, yaitu:

  1. Peraturan pertama: menghindari hubungan seksual pada hari-hari perdarahan deras selama menstruasi.
  2. Peraturan kedua: hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari kedua (selang-seling), apabila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.
  3. Peraturan ketiga: menghindari hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau perdarahan menyelingi Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan seksual baru boleh dilakukan lagi bila 3-4 hari berturut-turut dikenali sebagai PDTS.

Peraturan Puncak

Apabila hari puncak sudah diketahui dengan pasti, mulai hari keempat sesudah puncak sampai akhir siklus boleh melakukan hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.

Referensi

billings-ovulation-method.org.au/act/actindex.shtml diunduh 1 April 2010, 06:36 PM
pusimob.blogsome.com/category/m-o-b/ diunduh 26 Maret 2010, 09:11 PM
woomb.org/ diunduh 1 April 2010, 06:22 PM
woomb.org/bom/lit/teach/index.html diunduh 1 April 2010, 06:24 PM
woomb.org/bom/lit/teach/teach.pdf diunduh 1 April 2010, 06:29 PM
woomb.org/learningBOM/B200/BasicInstruction.pdf diunduh 1 April 2010, 06:30 PM

Metode Mukosa Serviks (Cervical Mucus Method Or Ovulasi Billings) (Bagian 4)

Indung telur memproduksi estrogen semakin banyak. Lendir yang berubah dari sifat lengket menimbulkan rasa basah dan licin. Hal ini bisa dilihat benang-benang lendir yang jernih. Kemungkinan kuantitas lendir dapat berkurang, tetapi rasa licin dan semakin licin tetap berlangsung satu dua hari lagi. Hari terakhir perasaan licin adalah hari paling subur dalam siklus yang disebut Puncak. Puncak adalah hari kesuburan disertai dengan peningkatan kepekaan dan pembengkakan vulva (lihat gambar 8).

Gambar 8. HARI PUNCAK, yaitu hari terakhir rasa licin ditandai dengan tanda silang pada stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. Tetapi hal ini hanya bisa diketahui dengan melihat hari sebelumnya (retrospek) lihat gambar 9. Produksi hormon progesteron ditunjukkan dengan garis utuh (-).

PUNCAK ditandai dengan tanda silang (X). Titik ini sangat dekat dengan saat ovulasi. Indung telur sudah mulai memproduksi progesteron, yang digambarkan dengan garis utuh (-), sementara itu folikel siap untuk melepaskan sel telur ke dalam saluran telur. Progesteron sedang mengaktifkan bagian bawah dari leher rahim untuk memproduksi lendir yang kental dan lengket selama tiga hari berikutnya. Lendir tersebut secara berangsur-angsur akan menutup saluran leher rahim. Meskipun demikian, selama 3 hari ini masih ada celah kecil di mana sel-sel sperma bisa masuk. Sel-sel sperma itu akan dengan cepat tiba di bagian yang paling jauh dalam saluran telur di mana sel telur menunggu untuk dibuahi .

Sel telur sekarang bisa dilihat dalam saluran telur (gambar 9). Leher rahim mulai tertutup dengan lendir yang kental di bawah pengaruh progesteron, digambarkan dengan garis utuh (-), yang diproduksi oleh sisa folikel (corpus luteum). Progesteron mempengaruhi lendir sedemikian rupa sehingga seorang perempuan mengalami perubahan rasa pada vulva dan merasa kering atau lengket.

Gambar 9. Hari pertama sesudah Puncak. Ovulasi telah terjadi (atau segera akan terjadi) dan perasaan pada vulva sekarang dicatat dengan stiker hijau atau kuning yang keduanya bergambar bayi tambahan angka atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam atau =.

Vulva tidak lagi terasa licin. Hal ini disebabkan oleh perubahan di dalam leher rahim maupun vagina bagian bawah, yang keduanya dikendalikan oleh hormon. Lendir menjadi kering ketika melewati vagina, berdasarkan aktivitas kantong Shaw.

Referensi

billings-ovulation-method.org.au/act/actindex.shtml diunduh 1 April 2010, 06:36 PM
pusimob.blogsome.com/category/m-o-b/ diunduh 26 Maret 2010, 09:11 PM
woomb.org/ diunduh 1 April 2010, 06:22 PM
woomb.org/bom/lit/teach/index.html diunduh 1 April 2010, 06:24 PM
woomb.org/bom/lit/teach/teach.pdf diunduh 1 April 2010, 06:29 PM
woomb.org/learningBOM/B200/BasicInstruction.pdf diunduh 1 April 2010, 06:30 PM

Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan kesuburan, namun banyak wanita yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu, selain menggunakan Metode Amenorea Laktasi juga harus menggunakan metode kontrasepsi lain seperti metode barier (diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK) maupun IUD.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:

  1. Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari.
  2. Belum mendapat haid.
  3. Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Cara Kerja

Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

Efektifitas

Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98 persen apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.

Manfaat

Metode Amenorea Laktasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

Manfaat Kontrasepsi

Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain:

  1. Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif.
  2. Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
  3. Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
  4. Tidak memerlukan pengawasan medis.
  5. Tidak mengganggu senggama.
  6. Mudah digunakan.
  7. Tidak perlu biaya.
  8. Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
  9. Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.

Manfaat Non Kontrasepsi

Manfaat non kontrasepsi dari MAL antara lain:
Untuk bayi

  1. Mendapatkan kekebalan pasif.
  2. Peningkatan gizi.
  3. Mengurangi resiko penyakit menular.
  4. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum yang dipakai.

Untuk ibu

  1. Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.
  2. Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal).
  3. Mengurangi resiko anemia.
  4. Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Keterbatasan

Metode Amenorea Laktasi (MAL) mempunyai keterbatasan antara lain:

  1. Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
  2. Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
  3. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B ataupun HIV/AIDS.
  4. Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
  5. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

Yang Dapat Menggunakan MAL

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
  2. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
  3. Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

Wanita yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), harus menyusui dan memperhatikan hal-hal di bawah ini:

  1. Dilakukan segera setelah melahirkan.
  2. Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
  3. Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
  4. Tidak mengkonsumsi suplemen.
  5. Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit.

Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak dapat digunakan oleh:

  1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
  2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
  3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
  4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
  5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
  6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
  7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
  8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian, MAL boleh digunakan dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondisi ibu, ketersediaan dan penerimaan metode kontrasepsi lain.

Keadaan yang Memerlukan Perhatian

Di bawah ini merupakan keadaan yang memerlukan perhatian dalam penggunaan Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Keadaan Anjuran
Ketika mulai pemberian makanan pendamping secara teratur. Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.
Ketika sudah mengalami haid. Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.
Bayi menyusu kurang dari 8 kali sehari. Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih. Membantu klien memilih metode kontrasepsi lain dan tetap mendukung pemberian ASI.

Hal yang Harus Disampaikan Kepada Klien

Sebelum menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), klien terlebih dahulu diberikan konseling sebagai berikut:

  1. Bayi menyusu harus sesering mungkin (on demand).
  2. Waktu pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
  3. Bayi menyusu sampai sepuasnya (bayi akan melepas sendiri hisapannya).
  4. ASI juga diberikan pada malam hari untuk mempertahankan kecukupan ASI.
  5. ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
  6. Waktu pemberian makanan padat sebagai pendamping ASI (diberikan pada bayi sudah berumur 6 bulan lebih).
  7. Metode MAL tidak akan efektif, apabila ibu sudah memberikan makanan atau minuman tambahan lain.
  8. Ibu yang sudah mendapatkan haid setelah melahirkan dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain.
  9. Apabila ibu tidak menyusui secara eksklusif atau berhenti menyusui maka perlu disarankan menggunakan metode kontrasepsi lain yang sesuai.

Hal yang perlu diperhatikan oleh ibu dalam pemakaian Metode Amenorea Laktasi (MAL) agar aman dan berhasil adalah menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka beberapa hal penting yang perlu diketahui yaitu cara menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif.

Langkah-Langkah Penentuan Pemakaian KB MAL

Di bawah ini merupakan langkah-langkah menentukan dalam menggunakan kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Langkah metode amenorea laktasi

Referensi

breastfeeding.com/reading_room/lam.html diunduh 19 April 2010, 01: 58 PM
en.wikipedia.org/wiki/Lactational_amenorrhea_method diunduh 19 April 2010, 10: 01 AM
fhi.org/en/rh/faqs/lam_faq.htm diunduh 19 April 2010, 10: 07 AM
planababy.com/CONTRACEPTION%20LAM.HTM diunduh 19 April 2010, 09: 58 AM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 1-MK 6).
teachingsexualhealth.ca/media/pdf/BClam.pdf diunduh 19 April 2010, 01: 56 PM
virtualmedicalcentre.com/healthandlifestyle.asp?sid=229 diunduh 19 April 2010, 10: 04 AM

Metode Mukosa Serviks (Cervical Mucus Method Or Ovulasi Billings) (Bagian 3)

Pola Dasar Tidak Subur

Pola Dasar Tidak Subur (PDTS) adalah pola yang sama sekali tidak berubah karena leher rahim tidak aktif. Pola dasar tidak subur pada siklus biasa dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut:

  1. Keadaan yang tetap kering yang tidak berubah (lihat gambar 4 pada metode mukosa serviks part 2).
  2. Vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak berubah sama sekali setiap hari.

Gambar 5 menunjukkan PDTS berlendir. Tiga siklus berturut-turut dengan PDTS berlendir yang sama diamati (5a, 5b, dan 5c). Hal yang sangat penting adalah kemampuan untuk mengenali dengan tepat saat titik perubahan (i) rasa atau (ii) sifat lendir, ataupun keduanya.

Gambar 5. Pola Dasar Tidak Subur berlendir tetap sama, hari demi hari, siklus demi siklus. Pada awal pengamatan (siklus pertama) dicatat dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih (5a), tetapi dalam siklus berikutnya dicatat dengan stiker kuning polos atau simbol = (5b, 5c). Sel-sel sperma tidak mungkin memasuki leher rahim karena gumpalan lendir.

Pada saat ini, kedua indung telur beristirahat. Hormon estrogen yang diproduksi sedikit sekali. Leher rahim tertutup oleh gumpalan lendir kental sehingga sel-sel sperma tidak dapat memasuki rahim. Bila sifat lendir sama hari demi hari selama 3 siklus, maka itulah tanda tidak subur. Vulva terasa kering dan tampak sedikit lendir yang keruh berupa serpihan-serpihan kecil yang berasal dari gumpalan lendir. PDTS berlendir dan tidak berubah ini dialami banyak perempuan.

Titik Perubahan (Awal Kesuburan)

Pada saat indung telur aktif dan produksi estrogen mengaktifkan serviks, maka lendir cair mulai diproduksi sehingga melepaskan gumpalan lendir dan sel sperma dapat mesuk ke serviks. Sehingga terjadi perubahan rasa dari kering menjadi tidak kering lagi pada vulva (lihat gambar 6).

Perubahan ini dicatat dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. Kemungkinan lendir tampak kental dan keruh. Perasaan lengket dan lendir yang keruh ini bukan berarti tidak subur. Kenyataan munculnya lendir leher rahim pada vulva berarti bahwa lendir sudah keluar dari leher rahim sehingga terbuka bagi sel-sel sperma.

Gambar 6. Titik perubahan rasa pada vulva dari rasa kering (stiker hijau atau simbol garis tebal vertikal berwarna hitam) menjadi tidak kering lagi (stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih). Perubahan ini bersamaan dengan naiknya kadar estrogen yang diproduksi oleh indung telur (- – -). Sel-sel sperma sekarang mampu memasuki leher rahim.

Sama dengan Pola Dasar Tidak Subur berlendir, indung telur telah mulai aktif. Titik perubahan bisa diamati pada vulva yang mengalami perubahan rasa. Hal ini menandakan bahwa sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim. Pencatatan perubahan ini dilakukan dengan stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih. (Lihat gambar 7).

Gambar 7. Titik perubahan rasa pada vulva dari Pola Dasar Tidak Subur (stiker kuning atau simbol =) menjadi lembab karena lendir yang basah dan tampak keruh (stiker putih bergambar bayi atau simbol lingkaran berwarna putih). Perubahan itu bersamaan dengan naiknya kadar estrogen yang diproduksi oleh indung telur (- – -). Sekarang sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim.

Referensi

billings-ovulation-method.org.au/act/actindex.shtml diunduh 1 April 2010, 06:36 PM
pusimob.blogsome.com/category/m-o-b/ diunduh 26 Maret 2010, 09:11 PM
woomb.org/ diunduh 1 April 2010, 06:22 PM
woomb.org/bom/lit/teach/index.html diunduh 1 April 2010, 06:24 PM
woomb.org/bom/lit/teach/teach.pdf diunduh 1 April 2010, 06:29 PM
woomb.org/learningBOM/B200/BasicInstruction.pdf diunduh 1 April 2010, 06:30 PM

Metode Simptothermal or Symptothermal Method

Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.

Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.

Manfaat

Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.

Manfaat Kontrasepsi

Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).

Manfaat Konsepsi

Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.

Efektifitas

Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif

Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:

  1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
  2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
  3. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.

Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif

Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

  1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
  2. Wanita yang mempunyai penyakit.
  3. Pasca perjalanan.
  4. Konsumsi alkohol.

Hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.

Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal

Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:

  1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
  2. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
  3. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
  4. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
  5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
  6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

Keuntungan

Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:

  1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
  2. Aman.
  3. Ekonomis.
  4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
  5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
  6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.

Keterbatasan

Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:

  1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
  2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
  3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
  4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

Petunjuk bagi Pengguna Metode Simptothermal

Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.

  1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
  2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
  3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
  4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama harus dilakukan.

Contoh Pengamatan dan Pencatatan Grafik Simptothermal

Di bawah ini merupakan contoh pengamatan dan pencatatan pada grafik simptothermal.

Grafik metode simptothermal

Interpretasi Grafik

Buat pengamatan Anda dalam urutan yang sama:

  1. Tanyakan (nama, umur, grafik ke …, jumlah hari siklus terpanjang dan terpendek).
  2. Apakah grafik suhu bifase terakhir?
  3. Apakah grafik ini dari seorang wanita dalam keadaan khusus?
  4. Menafsirkan grafik suhu (panjang siklus, pergantian hari, penerapan aturan “Three over Six”, mengenali hari pertama masa tidak subur setelah ovulasi).
  5. Menafsirkan pola lendir serviks (mengenali perubahan lendir serviks pertama kali, menafsirkan pola lendir serviks berdasarkan petunjuk, mengenali lendir pada hari puncak subur, mengenali masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi, periksa lendir dengan suhu).
  6. Menafsirkan perubahan pada serviks (pilihan), antara lain: perubahan serviks rendah, kaku, tertutup, serviks saat tidak subur dan perubahan serviks tinggi, lunak, terbuka, serviks saat subur.
  7. Menerapkan perhitungan siklus sedikitnya 6 kali siklus (siklus terpendek dikurangi 20 untuk mengenali hari subur terakhir).
  8. Amati perubahan yang terjadi.
  9. Periksa bila terjadi hal yang mempengaruhi grafik seperti: gangguan, faktor stres, penyakit ataupun obat.
  10. Terapkan petunjuk metode simptothermal ini dengan tepat (untuk merencanakan kehamilan atau mencegah kehamilan).

Kode Warna Grafik
Pewarnaan pada grafik metode simptothermal dapat membantu menafsirkan arti grafik. Contoh untuk menekankan fase siklus antara lain:

  • Merah untuk periode menstruasi.
  • Kuning untuk periode subur.
  • Hijau untuk periode tidak subur.

Referensi

birthcontrolsolutions.com/types/natural/symptothermal.htm diunduh 16 April 2010, 08: 40 PM
contracept.org/symptothermal.php diunduh 7 April 2010, 04:03 PM
fertilityuk.org/nfps410.html diunduh 18 April 2010, 09: 48 PM
fertilityuk.org/nfps781.html diunduh 7 April 2010, 04:15 PM
nfpprog.com/how_nfp_works/symptothermal.htm diunduh 7 April 2010, 04:09 PM
planababy.com/CONTRACEPTION%20SYM.HTM diunduh 7 April 2010, 04:13 PM
plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/symptothermal-method-22142.htm diunduh 7 April 2010, 04:11 PM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 14).