Respon Ayah dan Keluarga Terhadap Bayi Baru Lahir
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.
Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
- Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
- Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.
- Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
- Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.
Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
- Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan.
- Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
- Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat perhatian.
- Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
- Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
- Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga.
Perilaku Orang Tua
Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi:
- Perilaku memfasilitasi.
- Perilaku penghambat.
Perilaku Memfasilitasi
- Menatap, mencari ciri khas anak.
- Kontak mata.
- Memberikan perhatian.
- Menganggap anak sebagai individu yang unik.
- Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
- Memberikan senyuman.
- Berbicara/bernyanyi.
- Menunjukkan kebanggaan pada anak.
- Mengajak anak pada acara keluarga.
- Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
- Bereaksi positif terhadap perilaku anak.
Perilaku Penghambat
- Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh anak.
- Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada anak.
- Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
- Tidak menggenggam jarinya.
- Terburu-buru dalam menyusui.
- Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
Respon Orang Tua
Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
- Faktor internal.
- Faktor eksternal.
Faktor Internal
Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan ( mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan ).
Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama kehamilan, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.
Sikap Orang Tua
Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi meliputi:
- Kurang kasih sayang.
- Persaingan tugas orang tua.
- Pengalaman melahirkan.
- Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.
- Cemas tentang biaya.
- Kelainan pada bayi.
- Penyesuaian diri bayi pascanatal.
- Tangisan bayi.
- Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.
- Gelisah tentang kenormalan bayi.
- Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.
- Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.
Respon Antara Ibu dan Bayi
Respon Antara Ibu dan Bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya meliputi:
- Touch (Sentuhan). Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi.
- Eye to Eye Contact (Kontak Mata). Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
- Odor (Bau Badan). Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
- Bodi Warm (Kehangatan Tubuh). Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar si bayi tetap hangat.
- Voice (Suara). Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
- Entrainment (Gaya Bahasa). Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
- Biorhythmicity (Irama Kehidupan). Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 65-71).
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm: 55-56). books.google.co.id/books?id=ZkPup-5Ozy8C&pg=PA54&lpg=PA54&dq=pengertian+bounding+attachment&source=….
Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 45-48).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 66-67).
Image, kidney.org.uk