Konsep Gizi Seimbang

Konsep Gizi Seimbang

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.

Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :

  1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.
  2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
  3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yg baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.
  4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.

Sejarah Gizi Seimbang

Pada tahun 1992 diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).

Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995.
Slogan 4 sehat 5 sempurna merupakan bentuk implementasi PUGS dan terdapat 13 pesan dalam PUGS.

Pengertian Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002).

Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001)

Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”.

Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.
Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut.

Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.

Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang

  1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
  2. Sosial budaya (tidak bertentangan)
  3. Kondisi kesehatan
  4. Umur
  5. Berat badan
  6. Aktivitas
  7. Kebiasaan makan (like or dislike).
  8. Ketersediaan pangan setempat.

13 Pesan Umum Gizi Seimbang

  1. Makanlah aneka ragam makanan.
  2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
  3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
  4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
  5. Gunakan garam beryodium.
  6. Makanlah makanan sumber zat besi.
  7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
  8. Biasakan makan pagi.
  9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
  10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
  11. Hindari minuman yang beralkohol.
  12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
  13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Pesan 1: Makanlah aneka ragam makanan

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan harus mengandung unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kuantitas maupun kualitas.
Idealnya, ada zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Pesan 2: Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Kebutuhan energi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan keadaan berat badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi, balita dan usia sekolah dengan menggunakan KMS; pada orang dewasa dengan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh); dan pada lansia dengan KMS Usila.

Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak/ jaringan lain. Bila kelebihan tersebut berlanjut maka akan timbul penyakit (hipertensi, jantung, DM, dll). Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi, diambilkan cadangan energi dari jaringan otak/ lemak. Bila keadaan ini berlanjut sebabkan penurunan daya kerja/ produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas, penurunan BB dan kekurangan gizi lain.

Pesan 3: Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi

Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Golongan karbohidrat kompleks: padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) serta tepung, sagu dan pisang. Karbohidrat kompleks penyerapannya lebih lama sehingga tidak membuat mudah lapar.

Golongan karbohidrat sederhana : gula (menyebabkan mudah lapar).
Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau ± 3 – 4 sendok makan setiap hari.

Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks (selain gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

Pesan 4: Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi

Adapun guna lemak dan minyak adalah untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, K dan menambah lezat hidangan.

Tiga golongan lemak: lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (paling mudah dicerna), lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (mudah dicerna), dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh (sulit dicerna).

Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal: berasal dari nabati, kecuali minyak kelapa. Sedangkan makanan sumber asam lemak jenuh: berasal dari hewani.

Konsumsi lemak dan minyak kurang sama dengan 10% dan tidak lebih dari 25 % dari kebutuhan energi. Komposisi konsumsi lemak nabati: hewani= 2 : 1

Kebiasaan mengkonsumsi lemak hewani berlebihan menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Sedang makan ikan mengurangi risiko penyakit jantung koroner, oleh karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.

Pesan 5: Gunakan garam beryodium

Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam dg KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994 menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium); gondok; kretin dan penurunan IQ.
Indonesia kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY .

Dasar penghitungan klasifikasi pengurangan point IQ adalah

Kretin (GAKY berat) 50 poin
Gondok 5 poin
Bayi di daerah GAKY 10 poin
GAKY bentuk lain 10 poin

Catatan :
Rata-rata IQ manusia normal = 110
IQ dibawah 80 point tergolong bodoh
IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Anjuran pemberian yodium :

Anak SD (daerah endemik berat) 1 kapsul / tahun
Wanita usia subur (WUS) 2 kapsul / tahun @ 200 mg
Ibu hamil 1 kapsul / tahun
Ibu menyusui 1 kapsul / tahun selama menyusui

Konsumsi garam beryodium ± 6 gram per hari/ 1 sendok teh.
Mutu garam baik dengan Tes Kit Yodina. Hasil warna garam yang bermutu baik adalah biru keunguan.

Pesan 6: Makanlah makanan sumber zat besi

Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe dapat berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat, lemah lesu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari normal.

Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian. Bagi anak-anak adalah kemampuan belajar turun. Sedangkan bagi orang dewasa adalah penurunan produktivitas kerja.

Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi Fe pangan asal hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%) daripada zat besi pangan asal nabati/non haeme (1-2%).

Insidensi atau angka kejadian AGB di Indonesia : tidak lebih sama dengan 63% bumil dan 55% balita.

Zat gizi yang membantu penyerapan Fe diantaranya protein hewani seperti daging, ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam folat.

Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil adalah 1 TTD selama 90 hari. Untuk balita dapat diberikan preparat besi dalam bentuk sirup. Kandungan 1 TTD = 200 mg ferrosulfat = 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat.

Pesan 7: Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya

ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bulan (ASI Eksklusif = pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan ASI Eksklusif sebabkan jumlah sel otak berkurang 15-20%.

MP-ASI: makanan/ minuman pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Pesan 8: Biasakan makan pagi

Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar.

Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah.

Pesan 9: Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dri kuman). Fungsi air dalam tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dlm tubuh; mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh; mengatur suhu tubuh; melancarkan dlm buang air besar dan buang air kecil.

Kebutuhan air minum ± 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan kecukupan air minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal.

Pesan 10: Lakukan aktivitas fisik secara teratur

Manfaat dari melakukan aktifitas fisik adalah meningkatkan kebugaran; mencegah kelebihan berat badan; meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot; memperlambat proses penuaan. Olahraga teratur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan. Salah satunya dengan membiasakan jalan kaki dengan jarak tempuh ± 50-100 m.

Pesan 11: Hindari minuman yang beralkohol

Alkohol mengandung energi, tapi tidak terdapat unsur gizi lain. Akibat kebiasaan minum minuman beralkohol adalah terhambatnya proses penyerapan gizi; hilangnya zat-zat gizi yang penting, meski mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup; kurang gizi; penyakit gangguan hati; kerusakan saraf otak dan jaringan. Sedangkan efek samping minuman alkohol: sering buang air kecil, ketagihan dan hilang kendali diri.

Pesan 12: Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman untuk kesehatan). Syarat makanan aman adalah “wholesome” (zat-zat gizi tidak banyak yang hilang dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan sengaja akan diolah dan diubah bentuk fisiknya).

Ciri makanan yang tidak sehat adalah berlendir, berjamur, aroma dan rasa berubah; lewat tanggal kadaluwarsa dan rusak pada kemasan; terdapat zat/ bahan pengawet; cara pengolahan yang tidak benar.

Pesan 13: Bacalah label pada makanan yang dikemas

Label adalah keterangan tentang isi, jenis, ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain.

Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain:

MD Makanan yang dibuat di dalam negeri
ML Makanan luar negeri (import)
Exp Tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi
SNI Standart Nasional Indonesia (keterangan mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan)
SP Sertifikat penyuluhan

Referensi

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Auliana, R. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Mitra Gama Widya, Jakarta, 1999.
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta, 2002.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Hananto, W. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan Bahan Makanan Lokal. Sagung Seto, Jakarta, 2002.
Soekirman. Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro Di Indonesia. Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), 2000.
www.gizi.net.

Share this post

Comments (24)

  • keke

    dear friends,
    i m apreciate what u ve writen. nothing else, near perfect.
    b regrds,
    keke

    September 12, 2009 at 9:01 pm
  • dani

    nyeplak KGS lipi….. ya??

    October 14, 2009 at 8:38 pm
    • lusa

      @dani : hah ???
      maksudnya nyeplak = nyontek .. iya ?
      klo boleh tau, tulisan yang ada di lipi ada dimana ya? link?
      trus terbitan kapan? siapa penulisnya?
      klo referensi yang saya ambil, sudah saya tulis semua diatas.
      makasih.

      October 14, 2009 at 11:16 pm
  • Goodgrade

    Dear Lusa,
    Menyenangkan membaca pesan PUGS pemerintah kita. Kita diminta untuk mengkonsumsi karbo 60% dari kebutuhan kalori harian. Ini sesuai dengan Food Pyramid yang dikeluarkan oleh USDA (Departmen Pertanian amerika)
    Cobalah Lusa surfing ke sana. Food Pyramid mereka sudah diganti (kalau gak salah sejak tahun 2005?). Sementara PUGS masih di pasarkan di Indonesia.Di Amerika, banyak tuduhan kalau piramida itu yg menjadikan orang amerika 60% kegemukan dan separoh dari yg overweight itu mengalami obesitas. Piramida itulah yang mengajari kita makan 60% dari karbo. Tengok juga goodgrade.wordpress.com , ya punyaku agak beda.

    October 18, 2009 at 11:34 am
    • lusa

      @Goodgrade : Terima kasih masukannya pak..
      Sangat bermanfaat dan senang sekali.. Saya sudah surfing ke web milik usda..
      Memang betul.. gambar piramid makanan sudah berubah dan kebutuhan untuk karbohidrat disarankan 30%..
      Terimakasih pak referensi barunya…

      November 3, 2009 at 8:07 pm
  • Goodgrade

    Dear Lusa,
    Tahukah Lusa, suku Indian hingga 200 tahun yang lalu gak pernah makan karbo. Mereka makan lemak, jeroan, usus. Kadang mereka berburu dengan cara berlari disamping bison yang akan mereka bunuh. Mereka kadang cuma ambil lemaknya aja. Dagingnya mereka kasihkan pada anjing. Mereka sehat, tinggi, tidak obes, tak ada sakit jantung. Hebatnya walau mereka tak pernah bersikat, tak diketemukan sakit gigi pada suku ini. Hal seperti ini juga terjadi pada suku Masai di Afrika. Mereka makan daging,lemak,jeroan,susu dari hewan yang mereka gembala. Juga tak diketemukan diabetes, obesitas, sakit jantung maupun sakit gigi spt kita. Begitu Indian ini masuk reservasi, mereka dipaksa bertani, makan gandum, gula; mulailah orang Indian ini terkena diabetes, gendut, gigi kerowok. Jauh lebih parah daripada White Men, karena mereka kenal karbo secara mendadak. Hal yang sama juga terjadi pada suku Masai yg menetap bertani dan mulai makan karbo. Mereka terkena diabetes,stunted,sakit jantung, gendut. Ceritera yg sama terjadi pada Aborigin di Ustrali, Eskimo di Kanada, suku Tokelau yang memakan lemak dari kelapa seperti kita.

    November 5, 2009 at 7:14 pm
    • Nu

      @Goodgrade
      Kelihatannya menarik, ada referensinya ngga?
      Boleh tau? saya juga tertarik baca nih…

      November 7, 2009 at 7:12 pm
  • Nu

    mas @Goodgrade dan mbak @lusa
    betul juga tuh kelihatannya ..
    jaman sekarang mah pengaruhnya udah terlalu banyak ..
    seperti .. global warming, konsumsi obat-obatan, bahan kimia, pestisida pada makanan, dan lain-lain
    (bener ngga ya, baca dari komik kunimitsu, maklum ya .. saya bukan orang kesehatan) ..
    hehehehe
    nah, yang jadi pertanyaan nih ..
    kok komentar lusa yang ini

    lusa :

    Sungguh, cerita yang menarik…

    Tapi saya meyakini.. bahwa penyakit tidak hanya timbul dari faktor makanan..
    Banyak hal yang mempengaruhi..
    Paling tidak, menerapkan dan memenuhi syarat gizi minimal jauh lebih baik daripada tidak sama sekali..

    dirasa-rasa jadi tidak sesuai / bertentangan dengan komentar mas Goodgrade yang ini :

    Goodgrade :

    Dear Lusa,
    Tahukah Lusa, suku Indian hingga 200 tahun yang lalu gak pernah makan karbo. Mereka makan lemak, jeroan, usus. Kadang mereka berburu dengan cara berlari disamping bison yang akan mereka bunuh. Mereka kadang cuma ambil lemaknya aja. Dagingnya mereka kasihkan pada anjing. Mereka sehat, tinggi, tidak obes, tak ada sakit jantung. Hebatnya walau mereka tak pernah bersikat, tak diketemukan sakit gigi pada suku ini. Hal seperti ini juga terjadi pada suku Masai di Afrika. Mereka makan daging,lemak,jeroan,susu dari hewan yang mereka gembala. Juga tak diketemukan diabetes, obesitas, sakit jantung maupun sakit gigi spt kita. Begitu Indian ini masuk reservasi, mereka dipaksa bertani, makan gandum, gula; mulailah orang Indian ini terkena diabetes, gendut, gigi kerowok. Jauh lebih parah daripada White Men, karena mereka kenal karbo secara mendadak. Hal yang sama juga terjadi pada suku Masai yg menetap bertani dan mulai makan karbo. Mereka terkena diabetes,stunted,sakit jantung, gendut. Ceritera yg sama terjadi pada Aborigin di Ustrali, Eskimo di Kanada, suku Tokelau yang memakan lemak dari kelapa seperti kita.

    Yang bener yang mana tuh?

    November 7, 2009 at 7:42 pm
    • lusa

      @Nu : Saya juga penggemar komik seperti : team medical dragon, nurse aoi –> itu contoh komik yang bercerita tentang dunia kesehatan/ kedokteran di Jepang..
      Dalam komik tersebut, banyak hal-hal yang bisa menjadi pelajaran untuk kita..
      Insya Allah, saya akan baca juga komik “kunimitsu”.. makasih referensi barunya…

      December 5, 2009 at 12:34 am
    • Goodgrade

      @Nu:
      salah satu referensiku adalah Nutrition and Physical Degeneration tulisan Dr. Weston A Price. Beliau seorang dokter gigi dari Cleveland. Dia mengunjungi suku2 terasing yang tak tersentuh kebudayaan barat dan masih mempertahankan nutrisi tradisional mereka. Yang dia selidiki adalah suku Eskimo, Suku Indian,Aborigin di Australia, suku Masai di Afrika, suku Maori di New Zaeland, suku Amazon dll lagi. Dia menemukan bahwa nutrisi juga membentuk body dan mempengaruhi gigi. Pada suku2 yang dia kunjungi hampir semuanya masih masuk kelas “hunter gatherer” mereka makan lemak jauh lebih tinggi dari yang dianjurkan “Piramida Makanan”. Yang mengherankan adalah lubang gigi pada mereka di bawah 5%, gigi lurus kebawah, tak ada yang “crowded”, muka menjadi lebar. Mereka lebih sehat daipada kita. Mereka tak terkena stroke, serangan jantung maupun diabetes.Anda bisa juga kunjungi wholehealthsource.org yang ditunggui Dr Stephan Guyenet

      April 19, 2010 at 2:01 pm
  • pri hastuti

    sekalian donk dikasih artikel soal makanan lokal dengan gizi seimbang untuk anak TK..tks

    January 21, 2010 at 3:04 pm
    • lusa

      @pri hastuti :
      Insya Allah, kami usahakan artikel yang ibu inginkan… Saat referensi lengkap dan bahan kajian sudah siap.. segera kami posting..
      Terimakasih masukannya dan telah berkunjung… salam..

      January 24, 2010 at 8:16 pm
  • angger

    infox sangat membantu
    trims b4

    March 27, 2010 at 11:56 am
    • lusa

      @angger
      Sama-sama “Angger”.. smoga bermanfaat dan trimakasih.. :)

      March 30, 2010 at 4:14 pm
  • rina

    bagaimana peran keluarga dalam meningkatkan status gizi dlm keluarga???????????

    May 25, 2010 at 7:11 pm
    • lusa

      @rina :
      Peran keluarga dalam peningkatan status gizi sangatlah penting. Hal yang perlu diberikan adalah pendidikan gizi untuk keluarga. Meskipun faktor seperti ekonomi, sosial, budaya maupun yang lain juga dapat mempengaruhi peran keluarga dalam meningkatkan status gizi. Adapun tujuan dari pemberian pendidikan gizi untuk keluarga, agar keluarga memahami tentang kebutuhan gizi sesuai dengan usianya, keluarga mampu memahami kegiatan yang berhubungan dengan makanan dan menyusun kebutuhan bahan makanan sehari-hari sesuai kebutuhan.
      Pemenuhan kebutuhan gizi dalam keluarga tidak terlepas dengan gaya hidup keluarga/ perilaku. Oleh karena itu, pendidikan gizi tidak hanya diberikan pada anggota keluarga tetapi secara menyeluruh.
      Hal yang dapat dilakukan oleh keluarga dalam peningkatan status gizi, antara lain:
      1. Mengetahui dan mampu menyusun makanan yang bergizi seimbang.
      2. Mengetahui bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
      3. Mengetahui cara mengolah dan memasak bahan makanan.
      4. Dapat memilih bahan makanan yang baik untuk dimasak.
      5. Keluarga tahu waktu kapan harus konsultasi dengan ahli gizi, apabila ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
      Demikian jawaban yang bisa saya berikan, semoga yang sedikit bisa memberikan manfaat..

      May 27, 2010 at 12:51 pm
  • Dr Reuben V T Supit

    Mba Lusa,
    Saya dokter umum tetapi tertarik konsep holistik-alami sehingga saya sangat senang tentang 13 pesan umum gizi seimbang, karena sifatnya holistik komprehensif integratif dan fundamental.
    Dengan banyaknya hasil riset tentang positifnya sumber makanan nabati dan sebaliknya negatifnya yang hewani, apakah posisi Mba Lusa tentang gizi vegetarian dan kecukupan gizinya?
    Selain pertimbangan ilmiah, saya juga secara filosofi kurang pas dengan harus menghilangkan nyawa mahluk yang punya perasaan dan kecerdasan tertentu yang disebut hewan… untuk dibunuh dan dikonsumsi bagian-bagiannya.
    Tanggapan Mba Lusa sangat saya hargakan. Terima kasih.

    June 3, 2010 at 3:57 pm
  • kibi

    kata dosenku, 4 sehat 5 sempurna tu sekarang diganti dengan PUGS.
    tahu alasannya mengapa nggak????
    mohon bantuannya….

    September 20, 2010 at 8:05 am
  • kataucheng

    wahhhh bagus sekali pemaparannya tentang konsep gizi ini … kalau boleh catatan ini kujadikan referensi yah :D
    tengkyu n jangan lupa berkujung balik :D

    June 4, 2012 at 9:46 am
  • ar gsutian

    Mbak lusa, aku punya rumah makan steak, minta masukan dong imbangan karbonya yang pas pake kentang berapa banyak?
    mksh…..

    February 28, 2013 at 11:59 am
  • Tika

    kalo konsep PUGS itu yang gimana ya? Mohon infonya, makasih

    May 8, 2013 at 11:13 pm
  • nova ahsania

    ada gk pengertian status gizi ibu hamil mba’
    klo ada tlong di comment yak :)

    December 20, 2014 at 5:29 pm

Comments are closed.